Minggu, 12 Maret 2017

REVIEW JURNAL 6


Tema                           : TRANSLASI MATA UANG ASING
Nama Jurnal                : Jurnal EMBA
Volume / Halaman      : Vol.2 No.4 / Hal. 343-353
Nama Penulis              : Andre Kevin Roring, Jenny Morasa, Rudy Pusung
Judul Jurnal                : ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.10 TAHUN 2012 TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PT. BANK CENTRAL ASIA (BCA) TBK
Tanggal Jurnal             : 04 Desember 2014
Tujuan Penelitian        : Menjelaskan bagaimana memasukkan Transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan perusahaan serta bagaimana menjabarkan laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian (mata uang yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan)
Metode Penelitian       : -   Data Kualitatif
Data yang disajikan depskriptif atau berbentuk uraian berupa sejarah dan latar belakang Bank, visi,misi dan tata nilai Bank, dan Catatan tentang Penerapan PSAK No. 10 Tahun 2012 Pada Bank BCA KCU Manado.

-       Data Kuantitatif
Dalam penelitian ini data kuantitatif yang digunakan adalah berupa Laporan Tahunan Bank BCA Tbk. Tahun 2013.
Hasil Penelitian           :
Translasi mata uang asing adalah proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global, dengan memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan

1.    Proses pengukuran kembali yang dilakukan Bank BCA

Proses pengukuruan kembali dilakukan dengan membagi item-item dalam laporan keuangan menjadi 3 pos, yaitu pos moneter, pos nonmoneter dan pos penedapatan dan beban. Bank melakukan pengukuran kembali mata uang asing kedalam mata uang fungsional dengan prosedur-prosedur.

2.    Proses Pengukuran Kembali Pos Moneter

Pos moneter yang ada di bank terdiri dari aset moneter dan liabilitas monenter, aset moneter yang ada dalam bank berupa Kas, giro, Aset keuangan yang diperdagangkan, tagihan akseptasi,wesel tagih, kredit yang diberikan, efek-efek untuk tujuan investasi-bersih,sedangkan liabilitas moneter yang dimiliki bank berupa simpanan dari nasabah,simpanan dari bank-bank lain, liabilitas keuangan yang diperdagangkan, utang akseptasi dan pinjaman di terima

3.    Proses Pengukuran Kembali Pada Laporan Laba Rugi Komperhensif

Laba atau rugi Kurs Valuta Asing atas aset dan liabilitas Moneter merupakan selisih antara biaya perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal tahun, disesuaikan dengan suku bunga efektif dan pembayaran selama tahun berjalan, dan biaya perolehan diamortisasi dalam valuta asing yang dijabarkan ke dalam Rupiah dengan Kurs pada akhir Tahun

4.    Pengakuan Selisih Kurs yang Terjadi Atas Pengukuran Kembali

Pendapatan, beban, laba dan rugi merupakan akumulasi dari Laporan Laba Rugi Komprehensif Bulanan selama Tahun berjalan yang dijabarkan ke dalam Rupiah dengan rata-rata Kurs tengah Reuters untuk bulan yang bersangkutan.Perbedaan yang terjadi atas pengukuran kembali terhadap item-item dalam laporan keuangan terjadi karena Selisih antara saldo akhir total aset dan saldo akhir total liabilitas dan ekuitas dari hasil pengukuran kembali

5.    Penentuan Mata uang Fungsional oleh Bank BCA berdasarkan PSAK No.10 Tahun 2012

Bank BCA melakukan pertimbangan dalam menetukan mata uang Fungsional dengan memperhatikan hirarki indikator dalam penentuan suatu mata uang Fungsional yang dijelaskan dalam PSAK No.10 Tahun2012
1)        Mata uang untuk dana dari aktifitas pendanaan dihasilkan (antara lain penerbitan instrumen utang dan instrumen ekuitas).
2)        Mata Uang untuk penerimaan dari aktifitas operasi pada umumnya ditahan.

Kesimpulan                 : PT. Bank Central Asia (BCA) Tbk. dalam menerapakan PSAK No.10 Tahun 2012 tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta asing telah menerapkan kebijakan-kebijakan yang mendukung Penerapan PSAK No. 10 Tahun 2012 dalam Kegiatan aktivitas bank sesuai Standar Akuntansi yang berlaku, dalam hal ini Bank melakukan analisis-analisis untuk melihat Kebijakan Penerapan PSAK No.10 Tahun 2012yang dibagi menjadi beberapa bagian yaitu dilihat dari penentuan mata uang Fungsional, pengukuran pos moneter dan pos non-moneter, dan penyajian kembali laporan keuangan setelah diterapkan PSAK No. 10 Tahun 2012

Pendapat Saya            : Berdasarkan penjelasan tersebut, menurut saya aktivitas bank telah memenuhi faktor-faktor utama atas hirarki dalam menentukann mata uang Fungsional, maka bank mengesampingkan faktor-faktor lainnya menentukan mata uang Rupiah sebagai mata uang Fungsional. Kebijakan Perusahaan dalam menentukan Rupiah sebagai mata uang Fungsional, yang sesuai dengan PSAK No. 10 Tahun 2012 tentang pengaruh Kurs Valuta Asing akan berdampak signifikan terhadap selisih Kurs yang diakui oleh Bank. Selisih Kurs yang terjadi adalah dari transaksi dalam mata uang asing dalam penjabaran kedalam laporan keuangan Bank. Dan sebaiknya Pimpinan BCA selalu memperbaharui dan menggunakan sistem Akuntansi yang baru yang dapat mempermudah dalam Pengakuan Transaksi mata uang asing. Banksebaiknya juga lebih Memperhatikan Peraturan-peraturan baru terkait dengan Akuntansi maupun



SUMBER :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar