Minggu, 12 Maret 2017

REVIEW JURNAL 6


Tema                           : TRANSLASI MATA UANG ASING
Nama Jurnal                : Jurnal EMBA
Volume / Halaman      : Vol.2 No.4 / Hal. 343-353
Nama Penulis              : Andre Kevin Roring, Jenny Morasa, Rudy Pusung
Judul Jurnal                : ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.10 TAHUN 2012 TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PT. BANK CENTRAL ASIA (BCA) TBK
Tanggal Jurnal             : 04 Desember 2014
Tujuan Penelitian        : Menjelaskan bagaimana memasukkan Transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan perusahaan serta bagaimana menjabarkan laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian (mata uang yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan)
Metode Penelitian       : -   Data Kualitatif
Data yang disajikan depskriptif atau berbentuk uraian berupa sejarah dan latar belakang Bank, visi,misi dan tata nilai Bank, dan Catatan tentang Penerapan PSAK No. 10 Tahun 2012 Pada Bank BCA KCU Manado.

-       Data Kuantitatif
Dalam penelitian ini data kuantitatif yang digunakan adalah berupa Laporan Tahunan Bank BCA Tbk. Tahun 2013.
Hasil Penelitian           :
Translasi mata uang asing adalah proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global, dengan memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan

1.    Proses pengukuran kembali yang dilakukan Bank BCA

Proses pengukuruan kembali dilakukan dengan membagi item-item dalam laporan keuangan menjadi 3 pos, yaitu pos moneter, pos nonmoneter dan pos penedapatan dan beban. Bank melakukan pengukuran kembali mata uang asing kedalam mata uang fungsional dengan prosedur-prosedur.

2.    Proses Pengukuran Kembali Pos Moneter

Pos moneter yang ada di bank terdiri dari aset moneter dan liabilitas monenter, aset moneter yang ada dalam bank berupa Kas, giro, Aset keuangan yang diperdagangkan, tagihan akseptasi,wesel tagih, kredit yang diberikan, efek-efek untuk tujuan investasi-bersih,sedangkan liabilitas moneter yang dimiliki bank berupa simpanan dari nasabah,simpanan dari bank-bank lain, liabilitas keuangan yang diperdagangkan, utang akseptasi dan pinjaman di terima

3.    Proses Pengukuran Kembali Pada Laporan Laba Rugi Komperhensif

Laba atau rugi Kurs Valuta Asing atas aset dan liabilitas Moneter merupakan selisih antara biaya perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal tahun, disesuaikan dengan suku bunga efektif dan pembayaran selama tahun berjalan, dan biaya perolehan diamortisasi dalam valuta asing yang dijabarkan ke dalam Rupiah dengan Kurs pada akhir Tahun

4.    Pengakuan Selisih Kurs yang Terjadi Atas Pengukuran Kembali

Pendapatan, beban, laba dan rugi merupakan akumulasi dari Laporan Laba Rugi Komprehensif Bulanan selama Tahun berjalan yang dijabarkan ke dalam Rupiah dengan rata-rata Kurs tengah Reuters untuk bulan yang bersangkutan.Perbedaan yang terjadi atas pengukuran kembali terhadap item-item dalam laporan keuangan terjadi karena Selisih antara saldo akhir total aset dan saldo akhir total liabilitas dan ekuitas dari hasil pengukuran kembali

5.    Penentuan Mata uang Fungsional oleh Bank BCA berdasarkan PSAK No.10 Tahun 2012

Bank BCA melakukan pertimbangan dalam menetukan mata uang Fungsional dengan memperhatikan hirarki indikator dalam penentuan suatu mata uang Fungsional yang dijelaskan dalam PSAK No.10 Tahun2012
1)        Mata uang untuk dana dari aktifitas pendanaan dihasilkan (antara lain penerbitan instrumen utang dan instrumen ekuitas).
2)        Mata Uang untuk penerimaan dari aktifitas operasi pada umumnya ditahan.

Kesimpulan                 : PT. Bank Central Asia (BCA) Tbk. dalam menerapakan PSAK No.10 Tahun 2012 tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta asing telah menerapkan kebijakan-kebijakan yang mendukung Penerapan PSAK No. 10 Tahun 2012 dalam Kegiatan aktivitas bank sesuai Standar Akuntansi yang berlaku, dalam hal ini Bank melakukan analisis-analisis untuk melihat Kebijakan Penerapan PSAK No.10 Tahun 2012yang dibagi menjadi beberapa bagian yaitu dilihat dari penentuan mata uang Fungsional, pengukuran pos moneter dan pos non-moneter, dan penyajian kembali laporan keuangan setelah diterapkan PSAK No. 10 Tahun 2012

Pendapat Saya            : Berdasarkan penjelasan tersebut, menurut saya aktivitas bank telah memenuhi faktor-faktor utama atas hirarki dalam menentukann mata uang Fungsional, maka bank mengesampingkan faktor-faktor lainnya menentukan mata uang Rupiah sebagai mata uang Fungsional. Kebijakan Perusahaan dalam menentukan Rupiah sebagai mata uang Fungsional, yang sesuai dengan PSAK No. 10 Tahun 2012 tentang pengaruh Kurs Valuta Asing akan berdampak signifikan terhadap selisih Kurs yang diakui oleh Bank. Selisih Kurs yang terjadi adalah dari transaksi dalam mata uang asing dalam penjabaran kedalam laporan keuangan Bank. Dan sebaiknya Pimpinan BCA selalu memperbaharui dan menggunakan sistem Akuntansi yang baru yang dapat mempermudah dalam Pengakuan Transaksi mata uang asing. Banksebaiknya juga lebih Memperhatikan Peraturan-peraturan baru terkait dengan Akuntansi maupun



SUMBER :


REVIEW JURNAL 5


Tema                           : PENGUNGKAPAN & PELAPORAN
Nama Jurnal                : Jurnal Islamic Finance & Business Review
Volume / Halaman      : Vol. 5 No.1
Nama Penulis              : Erna Agustin Roziani, Sofie
Judul Jurnal                 : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Sosial Dalam Laporan Tahunan Bank Konvensional Dan Bank Syariah Di Indonesia

Tanggal Jurnal             : Januari – Juli 2010
Tujuan Penelitian        : Untuk untuk mengetahui beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial bank-bank di Indonesia yang meliputi bank konvensional dan bank syariah periode 2004-2007.

Metode Penelitian       : menggunakan metode penghitungan indeks pengungkapan social dan regresi linear beranda

Hasil Penelitian           :

A.  Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan

Secara konseptual, pengungkapan merupakan bagian integral dari pelaporan
keuangan (Suwardjono, 2005). Secara teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi, yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh statement keuangan. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Agar informasi keuangan yang disajikan bermanfaat bagi para pemakai, maka proses penyajiannya harus berdasarkan pada standar akuntansi yang berlaku

Beberapa peraturan BAPEPAM yang mengatur pengungkapan:

B.  Hasil dan Pembahasan Bank Konvensional :
1.    Size
Hasil pengujian menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan sosial yakni dengan nilai t-hitung sebesar 6.95 dan P-value sebesar 0.000 (P-value < 0.05). Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin luas pengungkapan sosial yang dilaporkan oleh perusahaan.

2.     Likuiditas
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa rasio likuiditas menunjukkan pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap pengungkapan sosial. Ini berarti tinggi rendahnya rasio likuiditas yang dimiliki bank tidak akan berpengaruh terhadap pengungkapan sosial bank. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung dan p-value, yaitu masing-masing sebesar -1.16 dan 0.250 (p > 0.05).

3.    Leverage
Dalam penelitian ini, leverage yang diproksi dengan rasio hutang terhadap modal (DER) menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan terhadap pengungkapan sosial bank. Ini dapat dilihat dari nilai t dan p-value yaitu sebesar 0.51 dan 0.611 (p> 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya tingkat leverage bank tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan sosial bank. Dengan demikian, hasil penelitian ini tidak mendukung teori agensi yang menyatakan pengaruh positif leverage terhadap pengungkapan sosial.

4.    Net Profit Margin
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa net profit margin mempunyai hubungan
negatif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan social bank, yaitu dengan nilai t = -1.50 dan p-value = 0.138 (p > 0.05). Ini menunjukkan bahwa besar kecilnya profitabilitas tidak akan mempengaruhi tingkat pengungkapan sosial perusahaan.

C. Hasil dan Pembahasan Bank Syariah
1. Size
Hasil penelitian terhadap size pada bank syariah menunjukkan hasil yang sama dengan hasil pada bank konvensional, yakni size menunjukkan pengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial. Size perusahaan yang diproksi dengan Ln total aktivamemperlihatkan nilai t-hitung sebesar 9.15 dan p-value sebesar 0.000 (p-value < 0.05).Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka akansemakin luas pengungkapan sosial yang dilaporkan oleh perusahaan.

2. Likuiditas
Hasil pada bank syariah ini menunjukkan perbedaan dengan hasil pada bank konvensional, yaitu bahwa rasio likuiditas menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan sosial. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung dan P-value yang masing-masing sebesar 4.62 dan 0.002 (p < 0.05). Ini berarti semakin tinggi rasio likuiditas yang dimiliki bank akan semakin luas pula informasi sosial yang diungkapkan oleh bank.


3. Leverage
Dalam penelitian ini, leverage yang diproksi dengan rasio hutang terhadap modal (DER) menunjukkan pengaruh signifikan terhadap pengungkapan social bank syariah dengan nilai t dan P-value yaitu sebesar 6.21 dan 0.000 (p < 0.05). Hal ini menunjukkanbahwa tinggi rendahnya tingkat leverage bank akan sangat berpengaruh terhadap luaspengungkapan sosial bank. Ini berarti semakin tinggi tinggi tingkat leverage yang dimiliki bank akan semakin besar pula pengungkapan sosialnya.

4.    Net Profit Margin
Berdasarkan hasil statistik yang dilakukan dapat dilihat bahwa Net profit margin mempunyai hubungan negatif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial bank, yaitu dengan nilai t = -1.44 dan P-value = 0.192 (p > 0.05). Ini menunjukkan bahwa besar kecilnya profitabilitas tidak akan mempengaruhi tingkat pengungkapan sosial perusahaan. Hasil pengujian terhadap net profit margin pada bank syariah ini menunjukkan hasil yang sama dengan bank konvensional.

Kesimpulan                 : Hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa
1.      Pengujian secara individu pada bank konvensional menunjukkan hanya terdapat satu variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan sosial, yakni variabel size.
2.      Berbeda dengan hasil pengujian pada bank konvensional, hasil pengujian secara individu pada bank syariah menunjukkan bahwa terdapat tiga variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan sosial. Variabelvariabel independen tersebut adalah size, rasio likuiditas, dan rasio leverage.

Pendapat Saya            : Berdasarkan penjelasan tersebut, menurut saya :
1.      Untuk peneliti berikutnya disarankan memasukkan variabel lain yang mendukung penelitian, seperti tekanan stakeholders / serikat pekerja, peraturan pemerintah, dan lain-lain. Disamping itu dapat juga dilakukan dengan menggunakan proksi yang berbeda.
2.      Untuk meminimalisir subjektifitas sebaiknya digunakan indeks kesesuaian observasi, yaitu dengan membandingkan dengan hasil peneliti lain.


SUMBER :
tifbr-tazkia.org/index.php/TIFBR/article/download/41/38


REVIEW JURNAL 4


Tema                           : AKUNTANSI KOMPARATIF AMERIKA & ASIA
Nama Jurnal                : Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen 
Volume / Halaman      : Vol.2 ,No.3, 2014:87-104
Nama Penulis              : Yulein Rahamis
Judul Jurnal                 : Analisis Komparasi Kinerja Pasar Modal Di Indonesia, Hongkong, China, Inggris Dan Amerika
Tanggal Jurnal             : 2014
Tujuan Penelitian        : Untuk mengetahui bagaimana kinerja dan hungan korelasi pasar modal domestik dengan pasar modal lainnya yang ada di Amerika dan Eropa serta negara Asia lainnya serta diharapkan mampu menjelaskan perkembangan kinerja dan hubungan pasar modal domestik dibanding dengan pasar modal asing.

Metode Penelitian      : - Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif. Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia (IDX), Shenyang Commercial City, Hongkong Stock Exchange, London Stock Exchange dan Nasdaq Composite. Waktu penelitian bulan Januari 2013 – Maret 2013.
-          Metode yang digunakan adalah riset kepustakaan (library research) tehnik pengambilan data adalah  dokumenter yaitu dengan cara mengunduh di http://finance.yahoo.com/.
-          Pengumpulan data didasarkan pada indeks harga saham yang tutup perhari selama bulan Januari 2013 – Maret 2013
Hasil Penelitian           :
Translasi mata uang asing adalah proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global, dengan memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan

1.    Pengujian Pada IHSG

Hasil analisis menunjukan tingkat signifikan 0.00 artinya hipotesa diterima atau ada perbedaan yang signifikan pada kinerja Pasar Modal Indonesia, Pasar Modal China, Pasar Modal Inggris, dan Pasar Modal Amerika dilihat dari indikator IHSG, sebab tingkat signifikan lebih kecil dari pada tingkat signifikan yang ditentukan yaitu 0.05

2.    Uji Hubungan IHSG antara Pasar Modal

Data olahan menggunakan bantuan software program SPSS versi 18 for windows maka diperoleh Uji Correlation Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) antar Pasar Modal sebagai berikut
-            Pasar modal Indonesia dan Pasar Modal Negara-negara berkembang seperti Hongkong, China memilki tingkat korelasi yang sangat lemah.
-            Pasar Modal Indonesia dan Pasar modal dari Negara-negara yang sudah berkembang seperti Inggris dan Amerika memilki tingkat korelasi yang sangat kuat

3.    Pengujian Pada Return Market

Analisis menujukan tingkat signifikan 0.940 artinya hipotesa ditolak atau tidak ada perbedaan kinerja Pasar Modal  Indonesia, Pasar Modal China, Pasar Modal Inggris, dan Pasar Modal Amerika dilihat dari indikator Return Market. Sebab tingkat signifikan 0.197 lebih besar dari tingkat signifikan yang ditentukan yaitu 0.05
-          Pasar Modal Hongkong terhadap Pasar Modal Indonesia pada angka -0.400 dengan begitu dapat disimpulkan bahwa memiliki korelasi yang sangat lemah.
-          Pasar Modal China terhadap pasar modal Indonesia berada pada angka -0.36 dengan begitu dapat disimpulkan bahwa memiliki korelasi yang sangat lemah
-          Pasar Modal Inggris terhadap pasar modal Indonesia dinilai berada pada angka 0.757 dengan begitu dapat disimpulkan bahwa memiliki korelasi yang kuat
-          Pasar Modal Amerika terhadap pasar modal Indonesia dinilai berada pada angka 0.624 dengan begitu dapat disimpulkan bahwa memiliki korelasi yang kuat.

Kesimpulan                 : Hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: (1) Dengan menggunakan Uji Beda Anova diukur melalui IHSG pasar modal Indonesia, China, Hogkong, Inggris dan Amerika sinifikan artinya ada perbedaan kinerja pasar modal. (2) Dengan menggunakan Uji Beda Anova, diukur Return Market Pasar modal Indonesia, China, Hongkong, Inggris da Amerika,tidak signifikan artinya tidak ada perbedaan kinerja.
Pendapat Saya            : Berdasarkan penjelasan tersebut, menurut saya antara pasar modal hongkong dan pasar modal china memiliki nilai korelasi yang lemah terhadap pasar modal indonesia , seharusnya pemerintahan diindonesia harus lebih bisa meyakinkan pihak-pihak luar agar terciptanya sebuah nilai komparatif yang sangat kuat , sehingga nantinya indonesia akan menjadi negara yang maju.

SUMBER :



REVIEW JURNAL 3



Tema                                       : Akuntansi Komparatif Eropa
Nama Jurnal                            : Jurnal Akuntansi Bisnis
Volume / Halaman                  : Vol. 13 No. 25 / 1-24
Nama Penulis                          : Anggreni Dian Kurniawati
  Judul Jurnal                              : Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Earnings Response Coefficient
Tanggal Jurnal                         : 2014
Tujuan Penelitian                    : Untuk menguji secara empiris apakah persistensi laba, leverage, ukuran perusahaan, dan kualitas akrual merupakan karakteristik perusahaan yang mempengaruhi ERC perusahaan Eropa dan Asia yang terdaftar di NYSE dan menganalisis apakah faktor-faktor yang mempengaruhi ERC pada perusahaan Eropa berbeda dengan perusahaan Asia yang terdaftar di NYSE

Metode Penelitian                  : Metode analisis deskriptif  yaitu dengan Sampel penelitian adalah perusahaan Asia dan Eropa yang terdaftar di New York Stock Exchange (NYSE) periode 2008-2011. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diunduh melalui situs resmi New York Stock Exchange (NYSE) yaitu www.nyse.com dan situs resmi NASDAQ yaitu www.nasdaq.com

Variabel Penelitian                 : Variabel dependen dari penelian ini adalah Earnings Response Coefficient (ERC)
Variabel independen dari penelitian ini adalah persistensi laba, leverage, ukuran perusahaan, dan kualitas akrual.Persistensi laba akan diukur dari slope regresi atas perbedaan laba sebelum pajak saat ini dengan laba sebelum pajak sebelumnya (Lipe, 1990; Candrarin, 2003)


Hasil Penelitian                         : Berdasarkan hasil pengujian empiris yang telah dilakukan, ada empat faktor yang terbukti mempengaruhi secara positif ERC di perusahaan Asia yaitu persistensi laba, leverage, ukuran perusahaan, dan kualitas akrual, namun tidak demikian halnya dengan perusahaan Eropa. Perbedaan karakteristik yang mendasar baik dari segi perusahaan maupun negara dari perusahaan Asia dan Eropa yang terdaftar di NYSE ini juga berperan sebagai penentu perbedaan faktor yang mempengaruhi kualitas laba dari perusahaan Asia maupun Eropa ini. Perbedaan utama faktor yang mempengaruhi kualitas laba perusahaan Asia maupun Eropa yang terdaftar di NYSE disebabkan oleh kualitas perusahaan yang berbeda di antara kedua negara tersebut, walaupun karakteristik perusahaan maupun negara juga mengambil peran dalam menentukan perbedaan ini namun porsinya hanya sedikit.


Kesimpulan                               : Persistensi laba, leverage, ukuran perusahaan, dan kualitas akrual berpengaruh positif terhadap ERC di perusahaan Asia yang terdaftar di NYSE, namun tidak demikian dengan perusahaan Eropa yang terdaftar di NYSE. Persistensi laba, leverage, dan kualitas akrual berpengaruh positif terhadap ERC di perusahaan Eropa yang terdaftar di NYSE namun ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap ERC di perusahaan Eropa yang terdaftar di NYSE. Analisis tambahan juga menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi ERC perusahaan Asia yang terdaftar di NYSE berbeda dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laba perusahaan Eropa yang terdaftar di NYSE dan perbedaan tersebut disebabkan oleh kualitas perusahaan yang berbeda di antara kedua negara tersebut

Pendapat Mengenai Jurnal        : Jurnal penulisan ilmiah ini sangat baik, lengkap dan bermanfaat sehingga memudahkan pembaca dalam memahami materi jurnal tersebut dan memudahkan peneliti selanjutnya untuk menambahkan materi jurnal tersebut.


Daftar Pustaka

http://journal.unika.ac.id/index.php/jab/article/view/443

REVIEW JURNAL 2


Tema                                       : Perkembangan Akuntansi Internasional
Nama Jurnal                            : Jurnal Ilmu Sosial Akuntansi
Volume / Halaman                  : Vol. 1 No. 1
Nama Penulis                          : -  Fina Fadilah Siregar
-    Drs . Firman Syarif M.si, Ak        
Judul Jurnal                              : Perkembangan Akuntansi Sumber Daya Manusia di Dunia   Internasional
Tanggal Jurnal                         : 2013
Tujuan Penelitian                    : Untuk mengetahui perkembangan akuntansi sumber daya  manusia di dunia Internasional
Metode Penelitian                   : Metode deskriptif kualitatif, yaitu dengan cara mengumpulkan data, menyusun dan mendeskripsikan sehingga diperoleh hasil berupa gambaran yang jelas tentang perkembangan akuntansi sumber daya manusia di dunia Internasional
Hasil Penelitian                       : Menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dalam pengungkapan informasi akuntansi sumber daya manusia antar negara dan penyediaan akuntansi serta wawasan profesional keuangan di wilayah informasi akuntansi sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk fokus pada masing-masing negara
Kesimpulan                             : - Kontribusi internasional yang dibuat untuk bidang akuntansi sumber daya manusia telah mengakibatkan perkembangan akuntansi sumber daya manusia di lapangan dan studi yang lebih luas dari modal manusia, metrik modal, modal intelektual dan manajemen organisasi.
- Pentingnya arti karyawan sebagai aset yang berharga bagi perusahaan karena akan menghasilkan manfaat masa depan demi tercapainya tujuan perusahaan.
- Adanya keinginan perusahaan untuk mengenali kebutuhan dan mempertimbangkan pengukuran serta penggunaan akuntansi sumber daya manusia pada pelaporan keuangan eksternal masa depan.

Pendapat Mengenai Jurnal     : Jurnal penelitian ini sangat bermanfaat dalam menambah wawasan kami tentang perkembangan akuntansi Internasional. Namun akan lebih baik apabila di tambahkan halaman jurnal dan variabel penelitian untuk memudahkan pembaca dalam mereview jurnal ini.




Daftar Pustaka





REVIEW JURNAL 1


Tema                                       : Akuntansi Internasional
Nama Jurnal                            : Kajian Akuntansi
Volume / Halaman                  : Vol.2 No.1 / 77-91
Nama Penulis                          : Maryono
Judul Jurnal                  :Harmonisasi Akuntansi Internasional dari Keberagaman menuju Keseragaman
Tanggal Jurnal                         : Pebruari 2010
Tujuan Penelitian                      :Untuk mengungkapkan faktor-faktor yang mendorongg   perlunya harmonisasi terhadap akuntansi yang berlaku di Indonesia, Amerika dan Internasional
Metode Penelitian                     : Metode penelitian deskriptif kualitatif
Hasil Penelitian                         : Standar dan praktek akutansi di setiap negara merupakan hasil interaksi yang kompleks diantara faktor ekonomi, sejarah, kelembagaan. Usaha untuk mengharmonisasikan akuntansi secara Internasional sudah dimulai sejak lama. Dengan dibentuknya IFRS yang di jadikan sebagai referensi utama pengembangan standar akuntansi keuangan di Indonesia. Dengan telah dideklarasikannya program konvergensi IFRS maka pada tahun 2012 seluruh standar yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (IAI) akan mengacu pada IFRS dan di terapkan oleh entitas.
Kesimpulan                               :Upaya-upaya telah dilakukan terhadap usaha mengharmonisasikan akuntansi Internasional, namun keberagaman praktek akuntansi di masa mendatang masih akan tetap terjadi. Hal ini sangat di pengaruhi oleh lingkungan dimana akuntansi berada, dan di tiap-tiap negara akan tetap mengalami perbedaan meskipun terdapat kecenderungan menuju keseragaman.
Pendapat Mengenai Jurnal       : Menurut kelompok kami jurnal penelitian ini sudah cukup baik dalam memberikan penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi harmonisasi dan perkembangan akuntansi internasional. Namun sebaiknya perlu ditambahkan variabel penelitian agar pembaca lebih jelas untuk memahami jurnal tersebut.


Daftar Pustaka: